PIAGAM PENGHARGAAN GUBERNUR
INOVASI SIKAT SI DIA MASS PLUS (SKRINING KESEHATAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI MASYARAKAT SUKODONO SIDOARJO PLUS
LATAR BELAKANG
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang, secara khusus bagi masyarakat Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) dan The International Society of Hypertension (ISH), terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya meninggal dunia setiap tahun. Dihitung berdasarkan perbandingannya, tujuh dari 10 penderita tersebut tidak mendapat pengobatan secara adekuat (Rahajeng, 2009). Masalah hipertensi di Indonesia cenderung meningkat, yakni dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013 dengan prevalensi 18 tahun sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013). Hipertensi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak dan perifer. Penyakit kardiovaskular sangat besar resikonya terutama pada penderita diabetes melitus (Sowers, 2001). Diabetes melitus adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan penyakit ginjal kronik. Lebih dari 50% penderita diabetes melitus khususnya diabetes melitus tipe 2 mengalami hipertensi dan prevalensi hipertensi pada penderita diabetes 1,5-3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan non diabetes (Sweetman, 2009)). Hipertensi merupakan suatu tanda telah adanya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler pada diabetes. Hipertensi dan diabetes biasanya ada keterkaitan patofisiologi yang mendasari yaitu adanya resistensi insulin (Rindiastuti, 2008). Komplikasi kronis diabetes sangat berkaitan dengan kualitas pembuluh darah, dimana ada beberapa faktor penentu kualitas endotel pembuluh darah antara lain resistensi insulin, intoleransi glukosa, lemak, obesitas, dan hipertensi (Arsono,2005). Berdasarkan keadaan tersebut, penderita diabetes melitus dianjurkan untuk mengontrol peningkatan tekanan darah agar selalu dalam batas normal.). Pasien hipertensi dengan diabetes melitus memerlukan pengobatan seumur hidup dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup mahal.. Menurut data RISKESDAS 2007, prevalensi nasional DM di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Berdasar data IDF 2014, saat ini diperkiraan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai penyandang DM. Dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang penyandang DM. Masalah yang dihadapi Indonesia antara lain belum semua penyandang DM mendapatkan akses ke pusat pelayanan kesehatan secara memadai. Demikian juga ketersedian obat hipoglikemik oral maupun injeksi pada layanan primer (Puskesmas) serta keterbatasan sarana/prasarana di beberapa pusat pelayanan kesehatan. Demikian juga kemampuan petugas kesehatan yang belum optimal dalam penanganan kasus-kasus DM, baik dalam aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
DIAGNOSIS
DEFINISI & KRITERIA HIPERTENSI
Definisi Hipertensi Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik, pasien digolongkan menjadi sesuai dengan tabel 1 berikut.
DIAGNOSIS
DEFINISI & KRITERIA DIABETES MELITUS
Definisi Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2
Tujuan Kegiatan
- Meningkatkan cakupan skrining kesehatan terutama pelayanan Hipertensi dan Diabetes melitus sesuai standar.
- Mendekatkan layanan pada pengguna
Sasaran Kegiatan
Kegiatan dilakukan di populasi masyarakat pada umumnya bisa di tempat kerja, bisa di masjid, kegiatan pengajian yasinan, terintegrasi dengan posyandu lansia, posbindu PTM, kegiatan senam rutin.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini bersifat fleksible mengikuti kegiatan sasaran
Ketenagaan
Satu kegiatan Sikat Si Dia MaSS minimal terdiri dari
- Satu orang medis/ paramedis dari daerah binaan masing-masing
- Petugas Pencatatan Pelaporan
Bentuk Kegiatan
- Pemeriksaan Tekanan darah dengan tensimeter
- Pemeriksaan gula darah sewaktu
- Konsultasi Kesehatan
- Pengobatan
- Pelaporan
Alur kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Sikat Si Dia MaSS
- Perencanaan kegiatan berkoordinasi dengan Lintas Program dan Tim Daerah Binaan
- Persiapan kegiatan sesuai perkiraan jumlah sasaran
- Pelaksanaan kegiatan di sasaran yang telah ditentukan
- Pelaporan dan dokumentasi
- Monitoring dan evaluasi
- Penyebarluasan hasil kegiatan melalui media sosial
Perlengkapan
- Standing Banner, boot Sikat Si DIa MaSS
- Alat ukur tensi Digital
- Alat Gula Darah Acak ( lengkap dengan stik dan lanset)
- Alat tulis dan lembar kegiatan
- Obat-obatan diabetes melitus dan Hipertensi
Langkah-langkah kegiatan Sikat Si Dia MaSS
- Persiapan di lapangan
Pemasangan Standing Banner dan Boot
Pengumpulan sasaran
- Registrasi sasaran
- Pemeriksaan tekanan darah
- Pemeriksaan gula darah
- Konsultasi hasil
- Pengobatan atas indikasi
- Pencatatan dan pelaporan
INOVASI KOPER SI ECA (kolaborasi pelayanan terpadu ramah aksi peduli calon pengantin
LATAR BELAKANG INOVASI
Sukodono merupakan daerah dimana AKI dan AKB cukup tinggi dan stunting masih ditemukan.
KEGIATAN INOVASI
Kolaborasi dengan Lintas Sektor dan skrining Kesehatan serta konseling CATIN
MANFAAT KEGIATAN INOVASI
Adanya peningkatan Pendidikan kesehatan dan derajat Kesehatan calon pengantin terutama calon ibu sebagai persiapan menjadi orang tua sehingga AKI dan AKB dan stunting bisa dicegah
Kemenperin Sabet Tiga Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik
Kementerian Perindustrian berhasil meraih tiga penghargaan inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Prestasi ini merupakan upaya terobosan dalam rangka peningkatan kualitas dan percepatan pada pelayanan publik yang terukur sesuai standar dan akuntabel.